Selasa, 20 Desember 2011

Review THE PHANTOM OF LIBERTY (1974) by Luis Bunuel





Salah satu karya dari pelopor aliran surealisme klasik, Luis Bunuel, The Phantom Of Liberty (Le Fantôme de la liberté) merupakan salah satu masterpiece era 1970-an dan dikenal banyak kalangan perfilman dunia, mainstream maupun independen. Setelah karya fenomenalnya "Un Chien Andalou" (An Andaluosian Dog) yang dibuatnya bersama dengan pelukis surealisme kenamaan Salvador Dali, banyak karya-karya Luis Bunuel yang beraliran surealisme yang dicari oleh penggemarnya. Tetapi hanya "The Exterminating Angel" dan film inilah yang diakui oleh banyak kritikus sebagai film klasik sepanjang masa.

Berplot non-linier dan banyak dipengaruhi oleh karya-karya klasik penulis sosialisme, film ini sama seperti karya Bunuel lainnya, penuh makna tersembunyi dan berbicara dengan bahasa visual yang romantis. Selalu terinspirasi dengan tema-tema antipati terhadap kalangan borjuis, atau menunjukkan kemalangan kaum borjuis dengan cara yang sarkastis dan diselingi humor absurd, film ini menunjukkan serangkaian adegan-adegan yang tidak berkesinambungan, walaupun tema antara bagian satu dengan yang lain saling menyatu. Film yang penuh referensi dan simbol tentang penulis maupun literatur yang Bunuel suka maupun tidak suka, film ini juga agak menyindir tentang kekonservatifan (baca: kekolotan) para pemuka agama dari sudut pandang komedi (seperti layaknya filmnya "The Milky Way" atau "Simon of the Desert").

Sangatlah susah untuk mendeskripsikan tiap-tiap adegan dalam film terakhir Luis Bunuel ini, selain bahwa film ini merupakan kumpulan dari pengalaman hidup yang pernah dialaminya serta sebagian dari mimpi-mimpinya. Visual-visual yang unik namun indah serta dialog yang "lucu" pun patut diperhatikan, seperti di salah satu adegan yang menggambarkan kalangan borjuis modern yang sedang mengadakan diskusi tentang "hal-hal seputar buang air" besar di sebah meja sambil duduk di atas toilet, sementara beberapa dari mereka sesekali ke ruangan sebelah untuk makan! Seakan-akan adegan ini untuk menggambarkan bahwa kalangan borjuis lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk melakukan hal-hal yang dianggap "kotor" daripada hal penting seperti makan, sementara kaum bawah atau marjinal menghabiskan banyak waktu mereka untuk bekerja demi makan, dimana kaum borjuis bahkan tidak perlu susah-susah untuk  "makan" dan melakukan aktifitas ini sambil lalu saja.

Dikenal sangat pro rakyat kelas bawah, bahkan judul film ini diilhami dari "Manifesto Komunis" karya Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah penghormatan Bunuel terhadap karya yang mendasari paham sosialis-komunis hingga saat ini. Film komedi satir yang mempertanyakan moralitas kaum borjuis ini bahkan diawali dengan adegan tentang pengeksekusian para pemberontak Spanyol oleh penjajah Perancis (pusat kaum borjuis dunia jaman dulu) di Toledo era 1808. Hal ini mungkin saja berakar dari rasa cinta Bunuel terhadap pergerakan Cinema Novo di Amerika latin (terutama di negara Meksiko, tempat Bunuel berkarir awal sebagai seorang sutradara), yang beraliran realis / surealisme dan sangat anti terhadap orang asing (terutama turis-turis asing yang selalu digambarkan kaya dan merusak budaya asli negara yang dikunjunginya), seperti salah satu maestro Cinema Novo Meksiko, Alejandro Jodorowsky.

Karya terakhir Luis Bunuel yang sangat pribadi dan retrospektif tentang kehidupannya selama ini, The Phantom of Liberty merupakan sebuah alat perlawanan terhadap budaya asing serta penjajahan politik yang berasal dari pergerakan seni dan mengilhami banyak seniman sampai saat ini.



(Alexander HaHo, dari berbagai sumber dan hasil pengamatan sendiri haha..) 


============================================================

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar